Selasa, 03 November 2015

Berbagi cerita tentang Stand Up Comedy

Heyho ! Abrakabarnya ? :v
Jadi tulisan ini akan menceritakan sedikit tentang Standup Comedy yang pernah terjadi dikehidupan gue. Entah sedikitnya kayak gimana , kayaknya sih bakal panjang banget.
Nama gue Bhimo Sakti Herlambang. Asal Depok , Jawa Barat.

Gue kenal Standup Comedy itu kalau nggak salah sejak 1 SMK. Kalau nggak salah ya. Pertama kali nonton Standup Comedy di tv itu di MetroTv. Komiknya Jui Purwoto , Adjis Do'a Ibu , Awwe , Heri Horeh , Mudy Taylor , Ridwan Remin , Acho , Hernawan Yoga , Sammy Notaslimboy , MoSidik , Arif Didu. Pokoknya senior semualah pada waktu itu.
 
Itu dulu , sekarang beda. Soalnya SUC MetroTv yang sekarang cuma tayang 1 minggu itu cuma 1 kali. Kalau dulu 3 kali dalam seminggu. Pernah ada event dari SUC MetroTv , disuruh kasih tema. Akhirnya gue coba ikut dan bagusnya menang. Gue kasih tema "Ganteng-Ganteng Standup Comedy". Kalau mau nonton videonya , ada kok di list favorit Twitter gue @Bhimochi.

Pada kelas 2 SMK , gue mencoba untuk memberanikan diri Standup Comedy didepan banyak orang disekolah gue pada saat kelulusan sekolah. Pecah coy. Senang banget rasanya meskipun cuma dikasih air mineral 2 gelas. Sayangnya , saat ini sudah lupa dengan materi yang pernah gue bawain pada saat itu.

Setelah lulus sekolah , gue semakin serius untuk belajar menjadi Standup Comedian. Tapi sayangnya , gue nganggur. Nggak ada uang buat belajar / openmic. Ya akhirnya gue coba belajar teorinya sendiri aja dirumah. Latihan dirumah , nulis materi , nonton Standup Comedy di tv.

Gue pernah nonton SUCI5 di Balai Kartini 2 kali. Yang pertama itu bintang tamunya Agung Hercules , yang kedua pas Rahmet kedatangan Congli.

Sempat diketawain sama Bang Pandji pas off air. Bang Pandji bilang , "Siapa pendukungnya Rahmet ? Siapa pendukungnya Indra ? Siapa pendukungnya Rigen ?" , tapi gue duduk dipaling depan dan gue teriak "Gue dukung Heri Horeh !". Pandji bilang , "Ehh dia sudah closemic !" , gue lanjutin lagi , "Bodo amat ! Sesama orang Depok harus saling mendukung !". Ya kurang lebihnya sih gitu. Yang penting gue dapat baju oren berlogo SUCI5 , nonton gratis , duduk paling depan.

Rabu, 28 Oktober 2015

Ini bukan cerpen (cerita pendek), tapi ini adalah cerpan (cerita panjang).

Stand Up Comedy
Karya : Nur Intan Permata S.

            Namaku Yohanna Magdalena, aku seorang siswa kelas 3 sekolah menengah pertama di salah satu SMP unggulan di Makassar. Aku seorang anak yang pendiam dan tak mempunyai banyak teman. bisa dibilang bahwa aku introvert. Aku sering menuangkan isi pikiranku melalui social media, karena aku merasa lebih nyaman di dunia virtual daripada di dunia nyata. Sampai saaatnya aku menyukai Stand Up Comedy. Ya, Stand Up Comedy, di mana seseorang menyampaikan keresahan-keresahan yang dialaminya diselingi dengan komedi. Aku sering menonton acara Stand Up Comedy di salah satu stasiun televisi, bahkan saat sedang boring aku membuka youtube untuk melihat aksi para komika (sebutan untuk pelaku stand up comedy) melakukan aksinya. Tak jarang aku tertawa terbahak-bahak sendiri saat menonton Stand Up Comedy. Hingga akhirnya muncul keinginan dalam diriku untuk menjadi komika. Aku ingin berlatih, aku ingin membuat orang lain tertawa dengan berbagai keresahan di dalam diriku. Aku sadar bahwa aku tak punya bakat berbicara di depan banyak orang, tapi bagaimanapun aku harus menyebrangi tembok yang membatasi diriku. 
            Sore itu ku lihat Ayah dan Ibu sedang bersantai di balkon, aku menghampiri mereka.
“Ayah,Ibu. Ada yang ingin ku sampaikan”
“Iya Yohanna, ada apa?” kata Ayah memandangiku
“Aku ingin masuk komunitas Stand Up Comedy Makassar, aku ingin berlatih teknik Stand Up Comedy”  kataku
“Apa?  Jangan mengada-ada kamu, buat apa kamu masuk komunitas seperti itu? Lebih baik kamu belajar, kamu kan sebentar lagi akan ujian nasional, ibu tidak mau tahu, kamu harus mendapatkan nilai bagus” ujar ibuku yang seketika membungkam mulutku. Apa daya aku hanya bisa tertunduk dihadapan mereka.
“Ya sudah, kamu masuk kamar dan belajar, jangan lupa kerjakan tugasmu” Kata ayah dengan nada yang sedikit membujuk. Aku sedikit mengerti pola pikir mereka, bagi mereka pendidikan adalah segalanya. Tanpa kata-kata aku langsung naik ke kamarku yang berada di lantai dua. Sejak sore itu, aku memutuskan untuk serius belajar sesuai permintaan orangtuaku. Sering kali aku ingin melupakan tentang Stand Up Comedy, tapi tetap saja aku menyukainya. Semakin keras aku ingin melupakan semakin besar pula rasa sukaku terhadap Stand Up Comedy. Akhirnya aku berfikir “Stand Up Comedy is my fashion, I don’t care about your opinion”. Tanpa sepengetahuan orangtuaku, aku mempelajari teknik stand up comedy melalui internet, keinginanku untuk masuk komunitas biarlah ku pendam dulu.